Sabtu, 26 April 2014

Metode Profile Matching (GAP)

Profile matching merupakan suatu proses yang sangat penting dalam manajemen SDM dimana terlebih dahulu ditentukan kompetensi (kemampuan) yang diperlukan oleh suatu jabatan. Kompetensi/kemampuan tersebut haruslah dapat dipenuhi oleh pemegang/calon pemegang jabatan.

Dalam proses profile matching secara garis besar merupakan proses membandingkan antara kompetensi individu kedalam kompetensi jabatan sehingga dapat diketahui perbedaan kompetensinya (disebut juga gap), semakin kecil gap yang dihasilkan maka bobot nilainya semakin besar yang berarti memiliki peluang lebih besar untuk karyawan menempati posisi tersebut.
Untuk menganalisis karyawan yang sesuai dengan jabatan tertentu dilakukan dengan metode profile matching, dimana dalam proses ini terlebih dahulu menentukan kompetensi (kemampuan) yang diperlukan oleh suatu jabatan. Dalam proses profile matching secara garis besar merupakan proses membandingkan antara kompetensi individu ke dalam kompetensi jabatan sehingga dapat diketahui perbedaan kompetensinya (disebut juga gap)

1. Perhitungan Pemetaan GAP Kompetensi
Setelah proses pemilihan kandidat, proses berikutnya adalah menentukan kandidat mana yang paling cocok menduduki jabatan yang diajukan oleh perusahaan. Dalam kasus ini penulis menggunakan perhitungan pemetaan gap kompetensi dimana yang dimaksud dengan gap disini adalah beda antara profil jabatan dengan profil karyawan atau dapat ditunjukkan pada rumus di bawah ini:

Gap = Profil Karyawan – Profile Jabatan


2. Perhitungan Pemetaan GAP Kompetensi Berdasarkan Aspek-Aspek
Untuk perhitungan pemilihan karyawan pengumpulan gap-gap yang terjadi itu sendiri pada tiap aspeknya mempunyai perhitungan yang berbeda-beda. Untuk keterangannya bisa dilihat pada tabel 2.1 :
Tabel 3.2 Keterangan Sub Aspek Kriteria


Kriteria
Keterangan Sub Kriteria
Aspek Kapasitas Intelektual
CS : Common Sense
VI : Verbalisasi Ide
SB : Sistematika Berfikir
PSR : Penalaran dan Solusi Real
KN : Konsentrasi
LP : Logika Praktis
FB : Fleksibilitas Berfikir
IK : Imajinasi Kreatif
ANT : Antisipasi
IQ : Potensi Kecerdasan
Aspek Sikap Kerja
EP : Energi Psikis
KTJ : Ketelitian dan Tanggung Jawab
KH : Kehati-hatian
PP : Pengendalian Perasaan
DB : Dorongan Berprestasi
VP : Vitalitas dan Perencana
Aspek Perilaku
D : Dominance (Kekuasaan)
I : Influences (Pengaruh)
S : Steadiness (Keteguhan Hati)
C : Compliance (Pemenuhan)
Di mana nilai aspek sub kriterianya adalah sebagai berikut :
Tabel 3.3 Nilai aspek sub kriteria


Nilai Sub Kreteria
1 : Tidak Memenui Syarat
2 : Kurang
3 : Cukup
4 : Baik
5 : Sangat Baik

1. Perhitungan dan Pengelompokan Core dan Secondary FactorSetelah menentukan bobot nilai gap untuk ketiga aspek yaitu aspek kapasitas intelektual, sikap kerja dan perilaku dengan cara yang sama. Kemudian tiap aspek dikelompokkan menjadi 2 (dua) kelompok yaitu kelompok Core Factor dan Secondary Factor. Untuk perhitungan core factor dapat ditunjukkan pada rumus di bawah ini:



NCF = Σ NC (I, s, p)             
                               Σ IC
Keterangan:
NCF                : Nilai rata-rata core factor
NC(i, s, p)       : Jumlah total nilai core factor (Intelektual, Sikap kerja, Perilaku)
IC                    : Jumlah item core factor
Sedangkan untuk perhitungan secondary factor dapat ditunjukkan pada rumus di bawah ini:
NCS = Σ NS (I, s, p)
       Σ IS
Keterangan:
NSF                 : Nilai rata-rata secondary factor
NS(i, s, p)        : Jumlah total nilai secondary factor (Intelektual, Sikap kerja, Perilaku)
IS                     : Jumlah item secondary factor

Tidak ada komentar:

Posting Komentar